(JL. MATRAMAN DALAM 3 NO. 7, PEGANGSAAN, MENTENG, JAKARTA PUSAT) E-MAIL: mr.saputro83@gmail.com HP. 081283279783

PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI


PEMBANGUNAN PERTANIAN dan
PEMBANGUAN INDUSTRI

 

A. PEMBANGUNAN PERTANIAN

Perkembangan pembangunan pertanian memiliki 3 tahap. Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi di mana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada tahap ini produk pertanian ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersial.

1.    Tahap Pertanian Tradisional (Subsisten)
Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan modal hanya sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan.
                   
2.    Tahap Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern
Penganekaragaman pertanian (diversified farming) merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsisten) ke pertanian modern (komersil). Pada tahap ini, tanaman-tanaman pokok tidak lagi mendominasi produk pertanian, karena tanaman-tanaman perdagangan yang baru seperti buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha peternakan yang sederhana. Selain hal tersebut di atas, pemakaian alat-alat sederhana seperti traktor kecil, hewan penarik bajak bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

3.    Tahap Pertanian Modern
Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Keadaan demikian bisa dilihat pada negara-negara industri yang sudah maju. Pertanian spesialisasi ini berkembang sebagai respon terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional.

B.   PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN DI INDONESIA

Apa saja peranan pemerintah dalam membangun industri pertanian di Indonesia ?
Jika dilihat dari tahap perkembangan pembangunan pertanian diatas dapat dikatakan Indonesia berada pada tahap ke 2 yang  pada umumnya di cirikan dengan masih banyaknya jumlah petani kecil. Dengan cirri-ciri umum seperti:
            *. Pemilikan lahan yang sempit
*. Sumber pendapatan  mereka umumnya tidak hanya berasal dari sektor pertanian.
*  masih bersifat tradisional
Salah satu tugas pemerintah di manapun dan dalam sistem ekonomi apapun ialah mengusahakan agar rakyat (konsumen) dapat memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan pokoknya.
Ditinjau dari tugas pemerintah yang demikian, maka pemerintah membuat beberapa kebijakan-kebijakan agar industrialisasi pertanian di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain, adapun kebijakan itu seperti.
           

 


Kebijaksanaan Pertanian di Indonesia


1.   BIMAS dan INMAS
Bimas atau bimbingan massal merupakan suatu sistem penyuluhan yaitu pembimbingan petani ke arah usaha tani yang lebih baik dan lebih maju, sehingga ia mampu meningkatkan pendapatan usaha taninya.   
Inmas atau Intensifikasi massal adalah intensifikasi padi dengan fasilitas penyuluhan yang sama tetapi tanpa kredit.

2.   Kebijaksanaan Kredit Pertanian
Sebagian masyarakat di pedesaan adalah para petani dan berada dalam keadaan ekonomi yang lemah. Tingkat pendidikan, ketrampilan yang dikuasai, dan terutama modal yang dimiliki sangat terbatas. Keterbatasan akan ketiga hal tersebut menyebabkan kecilnya usaha pertanian.
Perkembangan pembangunan di sektor pertanian menyebabkan pengaruh-pengaruh ini mulai tampak pada daerah-daerah tempat proses peralihan dari usaha pertanian subsistem kepada usaha pertanian komersial. Secara teoretis, pada masa peralihan ini kebutuhan akan dana kredit semakin diperlukan oleh masyarakat, sehingga lembaga perkreditan yang semula bersifat lambang ikatan dan tenggang rasa, lama kelamaan akan berubah menjadi hubungan ekonomi.

3.   Kebijaksanaan Harga Dasar dan Harga Tertinggi
Yang dimaksud dengan kebijaksanaan harga adalah kebijaksanaan pertanian yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam bidang harga-harga di dalam pertanian. Pada tahun 1968, lahirlah konsep kebijaksanaan harga dasar (floor price) dengan nama “rumus Tani”. Usaha untuk menetapkan semacam harga maksimum ini dilakukan pemerintah dengan berbagai cara, misalnya dengan kebijaksanaan pengadaan, dengan pemberian subsidi harga atau dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya yang pada prinsipnya bertujuan sama.

4.    Diversifikasi   Hasil Pertanian.
Selama ini pemerintah selalu  menitikberatkan keberhasilan  pertanian pangan, khususnya  beras sebagai penggerak  utama pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.
Ada beberapa pilihan kebijaksanaan dalam rangka  mendorong dan menarik factor-faktor untuk  keperluan diversifikasi vertical, horizontal dan Regional  yaitu:
·         Memodernkan sector pertanian, khususnya dalam mengintegrasikan  usaha pertanian kecil kedalam  pasar domestic dan pasar dunia.
·         Menarik para investor swasta ke sector pertanian , dan lebih menfokuskanya  pada  lahan   pada  lahan yang belum beririgasi untuk  keperluan diversifikasi, khususnya  untuk daerah  luar Jawa.
·         Kebijaksanaan pengendalian harga
·         Memberikan otonomi yang lebih besar kepada daerah-daerah
·         Program PIR yang ternyata tidak menguntungkan bagi  petani hendaknya tidak dilanjutkan lagi.
·         Dibutuhkan   deregulasi lanjutan di sector pertanian , yang tidak hanya untuk tujuan diversifikasi pertanian saja, tapi juga untuk meningkatkan produktivitas pertanian .

DAMPAK PEMBANGUNAN PERTANIAN dan INDUSTRI
Ada sebagian peranan penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara.
a.    Sebagai leading sector  untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena sebagian pendapatan nasional berasal dari sektor industrialisasi.
b.    Sebagai sektor yang paling banyak memperkerjakan para pekerja maka sektor pertanian merupakan sumber bagi industrialisasi.
c.    Sektor pertanian diperlukan sektor industri untuk memasok bahan pangan dan mentah.
d.    Pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cepat memerlukan industrialisasi
Beberapa negara yang mengidentikan industrialisasi dengan pertumbuhan  serta mengabaikan sektor pertanian, akhirnya mengalami beberapa kesulitan seperti Mexico yang mengabaikan sektor pertaniannya sebelum perang dunia ke-II dan kemudian terpaksa mengimpor pangan sebesar $ 21 juta tiap tahun, ini merupakan jumlah yang sangat besar untuk negara seperti Mexico yang mempunyai cadangan devisa yang terbatas untuk mengimpor.

PERMASALAHAN INDUSTRI PERTANIAN DI INDONESIA

Dalam  hal ini  yang terjadi pada Mexico juga terjadi pada Indonesia pada beberapa bulan kemarin, dimana Pemerintah Indonesia kembali membuat kebijakan dengan mengimpor beras dari Vietnam. Jika kita melihat dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah di atas seharusnya Indonesia dapat bersaing dengan negara lain baik itu dari kualitas maupun kuantitas, menurut Deptan/Bulog produksi nasional gabah kering panen sebesar 54 juta ton per tahun ini setara dengan 34 juta ton beras per tahun sedangkan kebutuhan beras nasional sebanyak 31 juta per ton, ini berarti produksi beras Indonesia surplus sebesar 3 juta ton. Padahal pada tahun 1970an Indonesia sempat menjadi negara swasembada pangan yaitu dapat mengeksport beras kita ke luar negeri dan dan para petani pun mempunyai penghasilan yang cukup.
Yang sangat disayangkan kebijakan tersebut di buat oleh Departemen Perekonomian yang seharusnya membela perekonomian rakyat petani. Yang dikhawatirkan dengan masuknya beras impor ribuan petani akan meninggalkan lahan garapannya karena tidak mampu bersaing dengan beras impor. Belum lagi dilihat dari kondisi alam yang akhir-akhir ini belum berpihak kepada para petani seperti banjir bandang, serangan hama, yang merusak berhektar-hektar sawah mereka, ditambah dengan naiknya segala kebutuhan hidup  dan kebutuhan bertani dikarenakan naiknya harga BBM, apalagi adanya kelangkaan dan melambungnya harga pupuk padahal Indonesia mampu memproduksi 6.7 sampai 6.8 juta ton pupuk bersubsidi sedangkan konsumsinya hanya 4.2 juta ton dari data ini sangat aneh jika terjadi kelangkaan dan melambungnya harga pupuk. Proses industrialisasi dan pembangunan pertanian ini seharusnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. , Tanpa impor beras saja kehidupan petani sudah sulit ditambah lagi dengan beras impor, sampai kapan nasib para petani kita dapat berubah ?. hanya penyelenggara negara saja yang dapat menentukan nasib petani kita di masa akan datang dan masalah ini tidak akan selesai selama penyelenggara Negara tidak dapat bekerja dengan efektif dan bersih.